Minggu, 11 Juli 2021

                                          Konsumsi Rumah Tangga dan Inflasi di Indonesia

Dalam ruang lingkup makro ekonomi, variabel-variabel yang dibahas adalah yang berkaitan dengan keadaan ekonomi secara agregat atau ruang lingkup yang luas diantara keduanya adalah konsumsi rumah tangga dan inflasi. Konsumsi rumah tangga adalah jumlah pengeluaran dari sektor rumah tangga yang digunakan dalam kegiatan konsumsi secara agregat dalam suatu negara sedangkan inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga secara umum dan terus-menerus pada periode tertentu. Konsumsi rumah tangga dan inflasi saling berkaitan satu sama lain dalam sudut pandang ekonomi makro. Teori ekspansi agregat demand menyatakan bahwa peningkatan harga (inflasi) akan meningkatkan agregat demand yang salah satu komponennya adalah konsumsi. Jadi berdasarkan teori ini kenaikan inflasi akan berdampak terhadap kenaikan konsumsi. Di sisi lain berdasarkan teori permintaan ketika harga barang atau jasa mengalami kenaikan maka permintaan akan turun, jika dihubungkan dengan inflasi maka menurut teori ini inflasi akan menurunkan permintaan dan tangkat konsumsi rumah tangga akan berkurang

Selain itu berdasarkan teori tentang faktor-faktor yang menyebabkan inflasi salah satunya adalah demand pull inflation yaitu inflasi yang disebabkan karena adanya peningkatan permintaan secara agregat dari masyarakat yang kemudian menyebabkan kenaikan harga dan sebaliknya ketika terjadi penurunan permintaan secara agregat  akan menyebabkan terjadinya penurunan harga. Hal ini berarti konsumsi rumah tangga dapat mempengaruhi inflasi.

Tabel 1 Nilai Konsumsi Rumah Tangga dan Inflasi Tahun 2016-2019

Tahun

Konsumsi Rumah Tangga

(dalam milyar)

Perkembangan Konsumsi (%)

Inflasi

Perkembangan Inflasi (%)

2016

5.126.307,97

-

3,02

-

2017

5.379.628,64

4,94%

3,61

19,53%

2018

5.651.454,19

5,05%

3,13

-13,29%

2019

5.936.399,56

5,04%

2,72

-13,09%

           Sumber: Badan Pusat Statisik

Tabel diatas merupakan data konsumsi rumah tangga secara agregat dan inflasi yang terjadi di Indonesia mulai dari tahun 2016 sampai 2019. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan tingkat inflasi. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan konsumsi sebesar 4,94% dan tingkat inflasi juga mengalami kenaikan sebesar 19,53%. Pada tahun 2018 terjadi peningkatan konsumsi sebesar 5,05% dan inflasi mengalami penurunan sebesar -13,29%. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan konsumsi sebesar 5,04% sedangkan inflasi turun sebesar -13,09%. Berdasarkan data tersebut terjadi perbedaan hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dan inflasi.  Pada tahun 2017 ketika inflasi meningkat, tingkat konsumsi juga meningkat namun pada tahun 2018 dan 2019 ketika konsumsi naik tingkat inflasi mengalami penurunan. Hubungan antara inflasi dengan tingkat konsumsi rumah tangga adalah hubungan timbal balik sehingga dalam analisisnya harus dilihat dari 2 sisi. Pada saat inflasi dan tingkat konsumsi sama-sama mengalami kenaikan berarti inflasi disebabkan oleh naiknya permintaan masyarakat yang dilihat dari naiknya tingkat konsumsi. Inflasi juga dapat mengalami penurunan atau terjadi deflasi meskipun tingkat konsumsi masyarakat naik, hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti pasokan barang yang terjaga, tingkat kurs (nilai tukar) yang stabil, serta terjaganya ekspektasi harga kedepan. Dari sisi lain ketika konsumsi naik dan inflasi juga naik berarti kenaikan harga (inflasi) meningkatkan agregat demand dan akhirnya meningkatkan konsumsi sesuai dengan teori ekspansi agregat demand. Kemudian pada saat konsumsi naik dan tingkat inflasi turun berarti harga yang turun (penurunan inflasi) menyebabkan naiknya permintaan sehingga tingkat konsumsi rumah tangga meningkat.

Salah satu faktor yang menyebabkan inflasi adalah kenaikan permintaan barang dan jasa yang berlebihan di masyarakat, jika dihubungkan dengan keadaan saat ini maka akan sangat relevan yaitu ketika bulan Ramadhan dan hari raya idhul fitri dimana kebutuhan masyarakat semakin meningkat terutama barang-barang kebutuhan pokok yang kemudian menyebabkan naiknya agregate demand dan menyebabkan inflasi. Pada momen tertentu seperti hari raya natal dan tahun baru biasanya hal ini juga terjadi. Fenomena ini dapat diamati dari data inflasi bulanan pada tabel 2 dibawah ini. inflasi mencapai nilai tertinggi pada saat bulan mei yaitu sebesar 0,68% dimana pada bulan tersebut adalah bulan Ramadhan dan pada bulan juni ketika hari raya, tingkat inflasi masih cukup tinggi yaitu sebesar 0,55%.

 

Tabel 2. Nilai Inflasi Per Bulan di Indonesia Pada Tahun 2019

Bulan

Nilai Inflasi (%)

Januari

0,32

Februari

-0,08

Maret

0,11

April

0,44

Mei

0,68

Juni

0,55

Juli

0,31

Agustus

0,12

September

-0,27

Oktober

0,02

November

0,14

Desember

0,34

Sumber: Badan Pusat Statisik

Dalam sudut pandang islam Al-Maqrizi menyebutkan bahwa penyebab inflasi dikategorikan menjadi dua yaitu faktor alamiah (Natural inflation) dan inflasi karena kesalahan manusia (Human Error Inflation). Inflasi yang disebabkan oleh faktor alamiah terjadi karena faktor alamiah yang tidak dapat dihindari oleh manusia seperti bencana alam atau keadaan lain yang menyebabkan turunnya produksi serta kelebihan uang masuk dari luar negeri atau ekspor yang berlebihan yang menyebabkan uang beredar lebih banyak dengan barang yang terbatas. Sedangkan inflasi yang disebabkan oleh kesalahan manusia diantaranya adalah korupsi dan administrasi yang buruk, pajak yang berlebihan serta terlalu banyaknya uang yang beredar. Tingkat konsumsi rumah tangga dan inflasi harus dijaga agar senantiasa dalam keadaan seimbang karena satu sama lain akan saling mempengaruhi dan dapat berdampak bagi kesejahteraan masyarakat. Inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan kekacauan karena harga melambung tinggi, uang semakin tidak bernilai, dan keinginan masyarakat untuk menabung akan menurun sedangkan inflasi yang terlalu rendah atau terjadinya deflasi akan menyebabkan lesunya perekonomian. Disisi lain ketika konsumsi rumah tangga rendah maka akan mempengaruhi permintaan agregat dan menurunkan kegiatan perekonomian sedangkan ketika konsumsi rumah tangga terlalu tinggi dapat mempengaruhi harga dan terjadi inflasi. Pemerintah sebagai regulator memiliki peran penting dalam mewujudkan keadaan perekonomian yang baik dan seimbang dengan selalu menjaga tingkat inflasi melalui tata kelola dan administrasi yang baik serta kebijakan fiskal yang tepat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar